Makan sushi atau sashimi yang ada di atas "piring" berupa tubuh wanita telanjang, menjadi ritual tersendiri dalam jamuan makan malam kalangan khusus di Jepang.
Ritual itu, lazim disebut Nyotaimori, artinya makan di atas tubuh wanita. Akan tetapi, praktik itu kekinian terlarang di Jepang.
Dilansir dari Daily Mail, , meski sudah dilarang, kenyataannya masih banyak masyarakat yang melakukan budaya ini secara sembunyi-sembunyi. Hanya kalangan eksklusif tertentu saja, biasanya bisa menikmati Nyotaimori.
Lawannya, lelaki telanjang, disebut Nantaimori. Namun, hal ini tak pernah ada, karena dianggap sangat merendahkan derajat lelaki di Jepang.
Dalam praktiknya, gadis berusia 16 tahun telanjang bulat sebagai tokoh Nyotaimori, dan di atasnya diletakkan sushi maupun sashimi, lalu disantap para pria-pria dari kalangan eksekutif saja.
Pelaku wanita Nyotaimori sebenarnya tidak bisa sembarangan. Harus ada pelatihannya. Harus tahan geli, bisa tenang sehingga dapat mengatur suhu badan tetap dingin. Jadi sebelum melakukan tradisi tersebut, dia harus mandi, bersih, semua rambut tubuh, termasuk rambut yang di bawah harus bersih.
Selain itu, si wanita harus bisa berbaring tidur berjam-jam tanpa gerak tanpa emosi. Walau terkadang, badannya tersiram air agak dingin cipratan atau penumpahan anggur sengaja agar seolah tambah lezat, dan sebagainya. Harus mampu mati rasa.
Kalangan eksekutif ini, biasanya diselingi minuman keras pula. Namun, apabila ada permainan seks biasanya bukanlah wanita Nyotaimori yang dipakai melainkan companion (wanita yang menemani masing-masing dari pria tersebut).
Ritual itu, lazim disebut Nyotaimori, artinya makan di atas tubuh wanita. Akan tetapi, praktik itu kekinian terlarang di Jepang.
Dilansir dari Daily Mail, , meski sudah dilarang, kenyataannya masih banyak masyarakat yang melakukan budaya ini secara sembunyi-sembunyi. Hanya kalangan eksklusif tertentu saja, biasanya bisa menikmati Nyotaimori.
Lawannya, lelaki telanjang, disebut Nantaimori. Namun, hal ini tak pernah ada, karena dianggap sangat merendahkan derajat lelaki di Jepang.
Dalam praktiknya, gadis berusia 16 tahun telanjang bulat sebagai tokoh Nyotaimori, dan di atasnya diletakkan sushi maupun sashimi, lalu disantap para pria-pria dari kalangan eksekutif saja.
Pelaku wanita Nyotaimori sebenarnya tidak bisa sembarangan. Harus ada pelatihannya. Harus tahan geli, bisa tenang sehingga dapat mengatur suhu badan tetap dingin. Jadi sebelum melakukan tradisi tersebut, dia harus mandi, bersih, semua rambut tubuh, termasuk rambut yang di bawah harus bersih.
Selain itu, si wanita harus bisa berbaring tidur berjam-jam tanpa gerak tanpa emosi. Walau terkadang, badannya tersiram air agak dingin cipratan atau penumpahan anggur sengaja agar seolah tambah lezat, dan sebagainya. Harus mampu mati rasa.
Kalangan eksekutif ini, biasanya diselingi minuman keras pula. Namun, apabila ada permainan seks biasanya bukanlah wanita Nyotaimori yang dipakai melainkan companion (wanita yang menemani masing-masing dari pria tersebut).